Mengenang 6 Tahun Gempa Bumi Yogyakarta : 27 Mei 2006


27 Mei 2006 menjadi salah satu hari bersejarah bagi warga Jogja. Tepat dihari tersebut, terjadi gempa bumi tektonik berkekuatan 5.9 pada skala richter yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta selama 57 detik dan terjadi pada pukul 05.55 WIB.

Setelah gempa pertama, terjadi beberpa kali gempa susulan yang akhirnya mengakibatkan banyak bangunan rumah dan gedung yang roboh. Bandara Adi Sucipto juga ditutup karena terjadi gangguan komunikasi, kerusakan bangunan, dan retak-retak pada landasan pacu pesawat.

Kini, 6 tahun berlalu sudah bencana gempa bumi yang melanda Jogja. Meskipun aktifitas kehidupan telah kembali normal, namun peristiwa tersebut tentu saja masih sulit untuk dilupakan bagi warga Jogja. 
Eka Yulianta, salah satu sobat Kang Asep Sule, masih saja teringat saat-saat terjadinya gempa JOgja 2006. Meskipun Eka tidak mengalami secara langsung gempa Jogja karena ada di Karawang, namun tetap saja sangat khawatir dengan keadaan keluarga (Ayah, Ibu, adik, dll) di Jogja.

Banyak juga yang mengenang 6 gempa Jogja, seperti diberitakan oleh JogjaTV, salah satunya adalah SD Negeri 3 Sengon Kecamatan Prambanan, Klaten, menggelar simulasi gempa. Kegiatan tersebut, bertujuan untuk membentuk karakter siswa agar tanggap dan tangguh dalam menghadapi bencana.

Ratusan siswa lari tunggang langgang setelah mendengar bunyi sirene dan kentongan sebagai pertanda terjadinya gempa bumi. Saat terjadi gempa anak-anak berlindung di kolong meja masing-masing. Setelah kondisi mulai tenang mereka langsung berhamburan keluar. Namun demikian sejumlah siswa terjebak reruntuhan meja, sehingga menderita luka cukup serius.

Anak-anak yang mengalami luka parah langsung diberikan pertolongan pertama dengan perlatan P3K sebelum dilarikan ke rumah sakit. Sukarjo, salah seorang guru berharap dengan simulasi gempa ini, anak-anak memiliki pengetahuan kebencanaan dan tanggap, serta tangguh menghadapi bencana.

Mengenang gempa Jogja bukan bermaksud untuk mengungkit luka lama terhadap korban-korban bencana, namun hal ini dimaksudkan untuk pembelajaran dan menguak tabir hikmah yang (kadang) tersembunyi dibalik setiap bencana.

Semoga Jogja semakin Istimewa meski pernah kena gempa. 

0 komentar:

Posting Komentar